Januari, hujan sehari-hari. Musim hujan telah tiba. Anugerah dari Yang Maha Kuasa untuk para petani. Sawah-sawah mulai terairi. Tanah kering mulai basah. Dan saatnya untuk tanam padi. Raut wajah tampak berseri seri. Kegembiraan terpancar dalam semangatnya. Pergi kesawah dipagi hari, berbekal serantang nasi dan se-teko air teh pahit. Tanam padi, dikampungku menyebutnya dengan tandur. Tanam mundur. Ya, menanam padi dengan gaya memundur. Sebab kalau begaya maju, bisa hancur dan berantakan bibit padi yang telah ditanamnya.
Bagiamana cara menanam padi yang benar ? Pilihlah bibit yang baik. Bibit padi berumur sekitar 40 harian, tinggi sekitar 25 cm, berdaun 5-7 helai. Batangnya besar dan kuat, serta terbebas dari hama dan penyakit. Saat menanam gunakan larik atau tambang kecil, biar bisa rapi dan teratur bibit padi tersebut. Hal ini juga demi memudahkan pemeliharaan padi selanjutnya. Jarak antar bibit berkisar 20 x 20 cm. Tiap lubang 2 ataui 3 bibit padi dengan kedalaman sekitar 4 cm. Jangan terlalu dalam dan terlalu dangkal. Ingat, saat menanam dengan gaya mundur !
Dimana letak derita petani ? Di desaku, tamat Sekolah Menengah Atas atau SMA, para remaja lebih suka merantau ke kota besar. Tertarik menjadi buruh pabrik, yang gaji tiap bulannya bisa ditebak. Slip gajinya sungguh menggiurkan. Apalagi sekarang umpah minimum tergolong tinggi. Beda jika menjadi petani, yang kerjaannya mirip seperti main judi. Bisa balik modal saja sudah tergolong untung. Untuk mencari tenaga buruh tanam padi, sebulan sebelumnya harus memesan. Bahkan ada yang meminta uang muka dulu. Intinya, tenaga buruh tanaman padi bisa dihitung dengan jari. Itupun usianya sudah pada tua. Ah,..negeri agraris sungguh miris !
Dimana letak derita petani ? Di desaku, tamat Sekolah Menengah Atas atau SMA, para remaja lebih suka merantau ke kota besar. Tertarik menjadi buruh pabrik, yang gaji tiap bulannya bisa ditebak. Slip gajinya sungguh menggiurkan. Apalagi sekarang umpah minimum tergolong tinggi. Beda jika menjadi petani, yang kerjaannya mirip seperti main judi. Bisa balik modal saja sudah tergolong untung. Untuk mencari tenaga buruh tanam padi, sebulan sebelumnya harus memesan. Bahkan ada yang meminta uang muka dulu. Intinya, tenaga buruh tanaman padi bisa dihitung dengan jari. Itupun usianya sudah pada tua. Ah,..negeri agraris sungguh miris !