Punya wajah ganteng dan rupawan tidak menjadi jaminan mulus dalam soal asmara. Kegagalan dan kegagalan senantiasa aku alami. Sakit dan sakit menyayat hati. Pilu dan pilu didalam kalbu. Mungkin aku terlalu bodoh tidak mengetahui titik hasrat dan gelora tentang wanita. Aku awam dan tidak pandai memuji. Aku tidak punya nyali untuk bercumbu dan merayu. Mungkinkah aku mandul dalam soal cinta ?
Seandainya kau jadi diriku, apa yang kau lakukan pasti sama sepertiku. Seandainya dulu kau tahu isi hatiku yang sesungguhnya. Maafkan aku, jika dulu pergi begitu saja darimu. Tapi bukannya aku tidak mencintaimu. Aku bingung harus berbuat apa. Aku menjauh darimu demi kebaikanmu. Aku tidak mau menyakitimu. Aku menjauh darimu karena saat itu aku tidak berdaya. Tetasan air mata terus mengalir dan membasahi pipiku.Aku bingung harus berbuat dan berkata apa. Akhirnya aku harus pergi ke Bandung. Dan bertemu dengan seseorang. Dia suka padaku dan ingin melamarku. Aku sebenarnya tidak mencintainya, hanya kasihan padanya. Kerena dia sangat baik dan aku menerimanya menjadi suamiku. Dalam hatiku aku sangat berdosa pada suamiku, karena yang aku cintai hanya dirimu bukan suamiku.Dan sekarang kau boleh percaya atau tidak, hanya Tuhan yang tahu isi hatiku. Biarlah aku pendam rasa cintaku padamu. Mungkin sampai Tuhan memanggilku. Dihatiku, hanya ada dirimu. Dan aku sangat mencintaimu. Doaku semoga kau bahagia selalu.
Tangisan sang mantan. Yang sudah kian lama meninggalkanku. Dan memilih hidup dengan orang lain. Seandainya dia mencintaku, kenapa tidak menemaniku saat aku dalam kesusahan hidup. Penjadi seorang pengangguran yang tidak punya penghasilan. Mungkin diriku dianggap tidak punya masa depankah ? Dan kini aku harus berbuat apa ? Karena kau sudah menjadi istri orang lain. Tisu, tisu mana..????