Kalau kita perhatikan dalam sidang kongres, CEO Facebook yaitu Mark Zuckerberg saat di cecar pertanyaan oleh Senator Amerika Serikat ada hal yang menarik. Pendiri Facebook itu menjawab, "Tidak" dengan tersipu malu dan kaget atas pertanyaan salah satu senator AS. "Apakah Anda merasa nyaman menyampaikan ke kami nama hotel tempat Anda menginap tadi malam?". Bagaimana dengan kita yang sering royal mengabarkan akan keberadaan atau posisi dimana kita berada. Dikit-dikit posting status "Saya lagi dianu dan anu dengan anu, rasanya anu bikin anu". Hampir dibilang tidak ada ruang privasi sedikitpun.
Sepertinya Indonesia demam dan kecanduan Facebook. Tampak sulit sekali melepaskan kenikmatannya dengan Facebook tersebut. Terasa ketagihan. Saya sendiri meragukan gerakan delete facebook itu berhasil. Bahkan gaungnya pun tidak begitu bersambut. Sepertinya tidak ada respon dari masyarakat. Apalagi dengar-dengar pemerintah akan memblokir facebook, pastinya akan mendapat banyak penolakan.
Menurut berita, Indonesia menjadi korban atas kebocoran data pengguna facebook. Ya, maklumlah karena Indonesia tergolong besar pengguna facebooknya. Katanya menepati urutan ketiga. Siapa sih yang tidak kenal facebook? Orang pelosok desa pun mengenalnya. Jika tidak punya akun facebook, kurang gaul katanya.
Saking mewabahnya virus facebook. Para suami banyak yang mengeluh. Dulu katanya, istri kalau bangun pagi, pertama yang dicari dan diraba-raba adalah "anunya" suami. Tapi semenjak mengenal facebook, yang dipegang handphonenya. Ingin melihat berapa banyak yang memberikan komen, like dan share akan statusnya. Parahnya lagi, jika ada yang memberikan komentar yang tidak sesuai harapan, uring-uringan. Suami jadi korban, kopi dan sarapan pagi tidak tersedia.
Delete Facebook. Rasanya kok sangat sulit terjadi. Karena belum ada akun media sosial yang menandinginya. Akun media sosial buatan anak bangsa? Belum mendapat tempat di hati dan kurang promosi. Apalagi, Instagram dan Whatsapp masih satu grup dengan facebook. Semakin sulitlah orang untuk melepaskan ikatan dari facebook. Akhir penutup kata, "Bijaklah dalam bermedia sosial" Nasehat orang pintar.