Aku baru pertama kali mengalami atau merasakan cinta yang sesungguhnya. Rasa cinta yang luar biasa. Sebuah rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Cinta yang begitu menggebu, rindu yang begitu menggelora. Sehari tidak bertemu, dunia terasa kiamat. Gelap pekat. Betapa berartinya dia bagiku. Betapa aku selalu merindu.
Angin semilir, tidaklah semilir hembusan nafasnya. Lembutnya sutra tidak selemut sentuhan tangannya. Merdunya kicau burung, tidak semerdu suaranya. Tajamnya mata elang, tidak setajam tatapan matanya. Dia benar-benar bidadari, wanita yang sempurna dengan tahi lalat di ujung mata sebelah kirinya.
Dan aku pun percaya dengan kata-kata cintanya. Sehingga semakin memantapkan hati ini untuk benar-benar memilikinya. Aku ingin memiliki seutuhnya. Aku ingin sah dalam sebuah ikatan suci. Yang akan lebih melekatkan dua hati. Tidak hanya sekedar sebuah janji yang menggantung dilangit. Aku ingin mewujudkan itu.
Aku benar-benar mabuk dalam buain asmara. Dia benar-benar pandai merayu dan mampu meluluhkan kerasnya sifatku. Di hadapannya, aku bagikan anak kecil yang merengek untuk dimanja. Haus kasih-sayangnya. Aku selalu mencuri perhatiannya.
Ternyata, semua yang aku dapatkan adalah sebuah sandiwara belaka. Semu dan palsu. Sekedar acting yang dibuat-buat. Aku tertipu. Betapa kecewanya diriku. Dan betapa sakit hati ini. Remuklah harapanku. Sirnalah impianku. Yang tersisa hanyalah sebuah kebencian. Kemarahan yang bertumpuk-tumpuk.
Cinta yang berakhir dengan dendam menggunung. Yang tidak akan bisa diruntuhkan oleh waktu. Gelombang tsunami pun tidak mampu mengempaskannya. Begitulah cinta, jika berakhir dengan kecewa. Aku tidak pernah bisa mengingat lagi kebaikan yang pernah dia lakukan. Semua telah digantikan oleh kebencian.
"Kau terlau baik untukku", kata yang pernah dia ucapkan saat ingin mengakhiri hubungan. Dan aku pun tahu makna dari kata itu. Karena ada pilihan lelaki yang lebih baik dariku. Tanpa sepengetahuanku, dia menjalin asamara dengan lelaki lain. "Kau terlalu baik untukku", punya arti kata "Kau terlalu miskin buatku". Bagaimana, apakah pembaca budiman pernah diputus cinta dengan alasan kata seperti itu? Jika iya, berarti anda miskin dihadapan mantan kekasihmu. Kasihan deh, ternyata anda senasib denganku.