Quantcast
Channel: Djangkaru Bumi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1349

Cerita dan Hikmah dari Peristiwa Gagalnya Kena Santet

$
0
0
Cerita Gagal Kena Santet

Saya dari kecil suka belajar dunia kebatinan. Mungkin karena keturunan atau mungkin jadi faktor lingkungan. Saya sering berguru secara tidak langsung kepada sesepuh desa. Sekedar minta amalan doa, atau hanya sekedar minta didoakan agar menjadi orang yang beruntung. Atau hanya sekedar minta jampi-jampi air putih. 

Kalau ditengah malam hari, suka jalan keliling kampung yang gelap gulita. Menguji nyali, walau kadang ada suara gesekan pohon bambu yang bikin merinding bulu kudu. Kalau sorenya suka bersemedi ditempat-tempat yang dianggap angker. Entah di pohon besar maupun di sumber mata air. Untuk memastikan jenis, jin penunggu ditempat itu. Jadi tontonan orang kampung, sebagian saya dianggap menganut aliran sesat.

Karena saya terkenal dengan kesintingannya itulah. Maka sebagian orang ada yang meminta tolong untuk menyembuhkan orang yang kesurupan atau mengusir jin yang dianggap menggangu. Saya seperti orang penting, suka diundang kesana-kemari. Dijemput dan diantar pulang. Mirip bak raja saja saya ini.

Jenis dan golongan jin itu aneka macam. Ada yang bandel dan ada yang penurut. Ada yang berpangkat kopral dan ada pula yang berbintang alias jendral. Tapi pada dasarnya, jin itu tugas utamanya adalah menyesatkan dan mengadu domba manusia agar tidak rukun. Alias berantem. Perlu kehati-hatian terhadap informasi yang diperolah dari jin. Kalau sepintas, seakan-akan benar itu beritanya.

Pengalaman saya, saat kesulitan menyembuhkan orang kesurapan inilah yang menarik dan selalu ingat. Pernah saya dibuat kewalahan. Pasien yang kesurupan ini, kalau ada saya sembuh, jinnya kabur. Tapi jika nanti saya pulang, jin ini merasuk kembali. Hal itu berulang-ulang terus. Dan akhirnya saya pasrah, tidak sanggup lagi.

Datanglah dukun dari daerah barat. Dan saya merasakan, ada perbedaan aliran ilmu kebatinan dengan yang saya miliki. Dia mengatakan, jin pengganggu ini bernama "Joker". Raja jin yang mengusai kawasan Jakarta Utara. Dalam batin saya tertawa dan meremehkan ucapan si dukun itu. "Mana ada jin bernama Joker, mirip kartu judi saja". Mbah dukun tadi terus komat-kamit, dan pasien itu pun sembuh juga.

Selepas bakda maghrib. Saya benar-benar dilanda ngantuk luar biasa. Mata inginnya terpejam saja, tidak mau diajak melek. Teman saya dikontrakan ada dua yang masih melek. Dan saya pun tertidur dengan lelapnya. Teman saya yang satunya sedang berdzikir, dan yang satunya lagi sedang asek menonton tv.

Sekitar jam sebelas malam, lagi pulasnya tidur. Kedua tangan saya ditarik oleh teman yang sedang berdzikir itu. Saya bangun dalam posisi berdiri, karena tarikan itu. Teman saya sengaja menarik kedua tangan saya, agar saya  tidak kaget. Dia menunjukan ada ular berwarna putih yang ingin menggigit saya. Ular itu seukuran jempol kaki orang dewasa.

Saat saya terbangun, ular itu pun pergi dan menghilang di pojok pintu yang tertutup rapat. Dan yang membuat saya heran, darimana datang dan perginya ular itu. Sedangkan dipintu tidak ada celah sedikitpun. Pintu benar-benar dalam keadaan terkunci. Saya pun terus solat isyak dan duduk berkonsentrasi penuh.

Ular itu adalah kiriman dari si dukun peyembuh pasien kesurupan yang gagal saya obati. Dia sengaja mengirimkan ular jadian, untuk mengetest ilmu kebatinan saya. Dan sekaligus dia tersinggung dengan apa yang saya batinkan saat itu. Dia tahu, bahwa saya meremehkannya. Tapi diakhir perbincangan, dia ingin berkenalan dan saya disuruh mampir ke rumahnya. Dia memberikan alamat yang jelas dan lengkap. Itulah obrolan lewat batin dengan si dukun itu.

Setelah kejadian itu, saya jadi lebih berhati-hati untuk tidak meremehkan orang lain. Walau hanya lewat batin. Jin itu memang benar-benar unik dan aneka golongan. Setiap orang punya sebutan atau nama tersendiri terhadap jin. Setiap orang juga punya cara sendiri untuk menyembuhkan pasiennya. Dan yang lebih penting, saya mencoba untuk tidak tidur sebelum sholat isyak. Karena santet itu bekerja diantara waktu bakda maghrib dan menjelang subuh.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1349

Trending Articles