Quantcast
Channel: Djangkaru Bumi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1332

Pengalaman Sadis Bersama Metromini yang Masih Terkenang sampai Kini

$
0
0
Bus Mitromini

Oh Jakarta, oh Jakarta betapa kejamnya. Lebih kejam dari ibu tiri, konon katanya. Hidup di Ibu Kota, sungguh luar biasa persaingannya. Adu gesit dan harus berani nekat. Harus kuat jika ingin tetap bertahan di Jakarta. Anak rantau harus punya nyali, biar perut tetap terisi.

Bicara soal transportasi, kesemrawutan sepertinya sudah terjadi sejak jaman dulu. Sig-sag dijalan, menjadi memandangan yang lumrah. Keselamatan penumpang menjadi nomor sekian. Yang penting setoran terpenuhi. Penumpang menjerit ketakutan, tidak diperdulikan. Gas pol.

Dulu untuk memiliki kendaraan roda dua, tidak semudah persyaratannya seperti saat ini. Biasanya yang bisa mengajukan persyaratan kridit adalah pegawai negeri dan pengusaha. Orang awam, dijamin tidak lolos saat disurvai.

Maka Metrominilah yang menjadi primadona, angkutan dalam kota. Walau saat itu ada nama bus Kopaja, tapi nama Metromini lebih tersohor. Kopaja kalah nama. Bus merah dengan warna biru dibawahnya, itulah ciri khas Metromini.

 Kalau bicara Metromini, orang pada umunya berasumsi jelek. Dengan tingkah laku sopir yang ugal-ugalan. Bangku kursi yang tidak enak dipandang. Bau pengap dan karat besi menjadi hal yang lumrah. Belum lagi spedometer yang tidak jelas fungsinya, pada rontok gitulah.

Karena ugal-ugalan sopirnya, tidak jarang jika Metromini sering menabrak pengguna jalan lainnya. Semisal pejalan kaki. Kalau sudah menabrak, bus Mitromini menjadi sasaran amuk, dan biasanya dibakar warga. Saya sudah sering melihat pemandangan dibakarnya Mitromini karena sopirnya kabur tidak bertanggungjawab.

Nah soal muatan penumpang. Ayo masuk aja, berdesak-desakan dan berjejal-jejal. Berdiri dan bergelantungan di pintu itu hal biasa. Kode untuk berhenti atau turun penumpang, sang kernet memukul kaca dengan uang koin. Tek-tek-tek. Tingkat kriminalitas atau penjambretan sering terjadi juga.

Yang paling menjengkelkan adalah sopir suka menurunkan penumpang ditengah jalan. Alias bus Mitromini sering memutar balik, tidak mau masuk ke terminal. Masih untung jika dioper ke kendaraan atau bus lainnya. Lah ini, penumpang disuruh turun saja. Emosilah diri ini. Kursi penumpang jadi sasaran amuk. Copot dan retak deh itu kursinya. Wah ternyata saya sadis dan galak juga. Herannya sopirnya hanya diam, merelakan kursinya rusak. Kenangan itu masih terkenang sampai kini. Oh Metromini.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1332

Trending Articles