Jika tidak ada routinitas yang padat. Aku selalu menyempatkan diri untuk jalan-jalan. Demi menghilangkan rasa penat dan sesak hati. Menyegarkan pikiran, yang telah penuh dengan persoalan dan tetek-bengeknya. Ingin melepaskan kegundahan hati. Kegelisahan yang telah memakan kebahagianku. Menyisakan rasa pedih dihulu hati. Tidak terbayang betapa ngilunya dada ini. Ngilu-sengilunya, teriris oleh pisau berkarat yang bernama " Romantika Kehidupan ".
Setiap sudut gang sempit aku lalui, ah sesempit hatiku saat ini. Aspal jalanan yang mulai bosan, sehingga tampak berlobang. Bosan terinjak-injak kaki dan roda kehidupan yang tidak perduli dengan beban muatannya. Derita sang aspal jalanan, jeritannya tidak terdengarkan. Lalu-lalang dan hilir-mudik kendaraan merasa tidak berdosa. Rumput mulai mengering, kena terpaan panasnya matahari.
Ternyata alam lebih tahu dan bisa mengeri isi hatiku. Lebih bisa aku ajak berbicara. Ah, manusia disekitarku kadang cuma menyalahkan dan menyudutkan. Yang menambah beban dan nestapa. Mengulurkan kata lembut saja enggan. Ah, mungkin aku yang salah karena berharap empati dari mereka. Klaten bersanjak menjelang sore hari, malam sebentar lagi datang. Semoga esok, matahari tersenyum, membawa harapan yang lebih elok lagi.