Wanita akan merasa hidupnya sempurna jika ada pria yang melamar, menikah dan mampu memberikan sang buah hati. Melahirkan anak. Menikah bertahun-tahun jika belum bisa memberikan keturunan, wanita akan resah hidupnya. Karena merasa belum bisa menjadi wanita seutuhnya. Belum bisa membahagiakan sang suami. Belum bisa merasakan menjadi seorang ibu. Coba dengarkan syahdunya lagu " Mandul " karya Haji Roma Irama.
Tapi setelah bisa memberikan keturunan atau melahirka anak, sang istri menghadapi persoalan baru. Suami cemburu, karena kasih sayang dan perhatian istri lebih tertuju pada sang buah hati. Istri terlalu bahagia/euforia sampai lupa bahwa suami iri. Mungkin terpesona dengan imut-imutnya sang bayi. Polah dan tingkah sang bayi melenakan sang Ibu. Kasih sayang dan perhatian istri kini terbagi, tidak sepenuhnya lagi melayani suami.
Kadang terasa aneh dan lucu, Ayah iri dan cemburu dengan kehadiran sang buah hati. Tapi memang begitulah, lelaki maunya menang sendiri. Dan maunya harus dilayani. Setiap ada kemauan harus segera dituruti. Tidak boleh ditunda-tunda. Apalagi pasangan muda yang baru punya momongan. Biasanya selalu bebas beromantisan, hadirnya sang buah hati menjadi gangguan.
Sang Ayah merasa kini posisinya direbut oleh sang buah hati. Sang istri bukan seutuhnya lagi milik suami. Pernah aku menjumpai, seorang suami cemberut dan manyun lihat istrinya menyusui/memberikan ASI pada bayinya. Mungkin sang suami belum rela, jika harus berbagi dengan bayinya. Solusinya bagaimana agar suami tidak cemburu pada sang buah hati ? Saling pengertian. Suami dan istri harus lebih banyak berkomunikasi. Berbagi tugas dan saling membantu dalam mengurusi/merawat sang buah hati.