Hidup ini penuh dengan kejutan. Suatu masalah datang tanpa kita duga. Mengusik ketenangan hati. Membuyarkan pikiran. Mendidihkan darah yang membuat aliran sendi terasa kejang-kejang. Mengelupaskan pori-pori kulit tipis. Mata pun memerah dan melotot pertanda amarah itu sudah begitu hebatnya. Gejolak yang tidak tertahankan lagi. Meletup-letup ubun-ubun kepala. Bagaikan tersambar halilintar.
Pikiranku bergerak tanpa bisa saya kendalikan lagi. Berputar-putar tiada henti. Lelah tapi tidak bisa jeda sedetik pun. Sepertinya ada kekuatan diluar batas kemampuanku. Yang memaksakan untuk terus bergerak dan berputar. Ada suatu hal yang memberontak. Amarah dan benci berkecambuk. Menggemuruh.
Lelah dan letih. Tapi aku tidak bisa mengistirahatkan pikiran. Aku sadar, hal ini sebenarnya sia-sia. Membuang tenaga dan pikiran yang tidak berguna. Raga dan jiwa melemah. Akankan aku harus putus asa? Akankah aku harus pasrah? Terlindas roda waktu dan harus mati terkapar. Mati tanpa nisa. Mati dengan sebuah penyesalan.
Suara cecak dibalik jam dinding semakin kencang. Dia tertawa girang. Sesekali dia berbisik-bisik dengan temannya. Seakan-akan berkata, "Tu lihat manusia sampah, tiada berguna. Hanya bisa meratapi kehidupan". Aku pun semakin memasang telinga dengan tajam. Dengan tangan gemetar, aku ambil sandal. Ku lemparkan. Gubrak...!!, Cecak lari dan jam dinding pun jatuh berantakan.